[MEDAN] Pakar Ilmu penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara (USU), dr Dharma Lindarto SpPD, KEMD,
mengungkapkan,
penyakit diabetes mellitus atau kencing manis tipe dua mulai banyak
menyerang
kaum usia muda.
"Orang yang terkena diabetes mellitus bukan hanya dari kalangan lanjut usia saja, tetapi juga banyak dari kalangan usia muda," katanya ketika melakukan audiensi kepada Kepala Biro Perum LKBN ANTARA Sumatera Utara, Simon Pramono di Medan, Kamis (29/3).
Dharma yang didampingi Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Kota Medan, Syarifuddin Ritonga, mengatakan, banyaknya penderita diabetes mellitus (DM) dari kalangan usia muda lebih disebabkan oleh faktor gaya hidup yang kurang sehat.
Perubahan gaya hidup, lanjut dia, menyangkut kecenderungan mengonsumsi makanan yang kurang serat ditambah dengan minuman yang banyak mengandung glukosa.
Selain itu, kurangnya aktivitas yang membakar lemak atau kurang gerak.
Sejauh ini dikenal dua kelompok penderita diabetes, yakni mereka yang terkena sejak kecil atau remaja dan mereka yang terkena ketika sudah dewasa.
"Diabetes memang tidak bisa disembuhkan. Namun dengan perawatan yang baik, setiap penderita dapat menjalani kehidupannya secara normal," ujarnya.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, menurut Dharma, penderita DM sebaiknya menerapkan pola 3J, yakni jumlah kalori, jadwal makan dan jenis makanan.
Pengertian tepat jumlah kalori, yaitu jumlah makanan yang diberikan disesuaikan dengan status gizi penderita DM dan bukan berdasarkan tinggi rendahnya kadar gula darah.
Jumlah kalori yang disarankan berkisar antara 1.100 hingga 2.900 KKal.
Tepat jadwal makan bagi pengidap DM dianjurkan lebih sering dengan porsi sedang, sehingga jumlah kalori merata sepanjang hari.
Mengatur jadwal makan dengan porsi sedang bertujuan agar beban kerja tubuh tidak terlampau berat dan produksi kelenjar ludah perut tidak terlalu mendadak.
Khusus mengenai jenis makanan, Dharma menyarankan kepada para penderita DM agar menghindari jenis makanan yang berpotensi mempercepat naiknya kadar gula darah.
Sementara itu Ketua Persadia Kota Medan, Syafruddin Ritonga, mengatakan, pihaknya siap bekerjasa dengan Perum LKBN ANTARA Biro Sumut untuk menyosialisasikan beragam informasi tentang pencegahan maupun pengobatan bagi penderita DM.
"Hingga kini masih banyak warga yang kurang memahami secara klinis tentang bagaimana mencegah diabetes mellitus," ucap dia.
Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pengobatan DM, pihaknya merasa perlu mengembangkan kerja sama dengan media massa, di antaranya dengan Perum LKBN ANTARA Biro Sumut. [Ant/L-9]
"Orang yang terkena diabetes mellitus bukan hanya dari kalangan lanjut usia saja, tetapi juga banyak dari kalangan usia muda," katanya ketika melakukan audiensi kepada Kepala Biro Perum LKBN ANTARA Sumatera Utara, Simon Pramono di Medan, Kamis (29/3).
Dharma yang didampingi Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Kota Medan, Syarifuddin Ritonga, mengatakan, banyaknya penderita diabetes mellitus (DM) dari kalangan usia muda lebih disebabkan oleh faktor gaya hidup yang kurang sehat.
Perubahan gaya hidup, lanjut dia, menyangkut kecenderungan mengonsumsi makanan yang kurang serat ditambah dengan minuman yang banyak mengandung glukosa.
Selain itu, kurangnya aktivitas yang membakar lemak atau kurang gerak.
Sejauh ini dikenal dua kelompok penderita diabetes, yakni mereka yang terkena sejak kecil atau remaja dan mereka yang terkena ketika sudah dewasa.
"Diabetes memang tidak bisa disembuhkan. Namun dengan perawatan yang baik, setiap penderita dapat menjalani kehidupannya secara normal," ujarnya.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, menurut Dharma, penderita DM sebaiknya menerapkan pola 3J, yakni jumlah kalori, jadwal makan dan jenis makanan.
Pengertian tepat jumlah kalori, yaitu jumlah makanan yang diberikan disesuaikan dengan status gizi penderita DM dan bukan berdasarkan tinggi rendahnya kadar gula darah.
Jumlah kalori yang disarankan berkisar antara 1.100 hingga 2.900 KKal.
Tepat jadwal makan bagi pengidap DM dianjurkan lebih sering dengan porsi sedang, sehingga jumlah kalori merata sepanjang hari.
Mengatur jadwal makan dengan porsi sedang bertujuan agar beban kerja tubuh tidak terlampau berat dan produksi kelenjar ludah perut tidak terlalu mendadak.
Khusus mengenai jenis makanan, Dharma menyarankan kepada para penderita DM agar menghindari jenis makanan yang berpotensi mempercepat naiknya kadar gula darah.
Sementara itu Ketua Persadia Kota Medan, Syafruddin Ritonga, mengatakan, pihaknya siap bekerjasa dengan Perum LKBN ANTARA Biro Sumut untuk menyosialisasikan beragam informasi tentang pencegahan maupun pengobatan bagi penderita DM.
"Hingga kini masih banyak warga yang kurang memahami secara klinis tentang bagaimana mencegah diabetes mellitus," ucap dia.
Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pengobatan DM, pihaknya merasa perlu mengembangkan kerja sama dengan media massa, di antaranya dengan Perum LKBN ANTARA Biro Sumut. [Ant/L-9]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar