Gigi Busuk bisa Bikin Mati
Bukan hanya jadi mahasiswa IPDN yang bisa
bikin mati, banyak yang tidak menyangka kalau gigi
yang bolong juga bisa bikin mati. Sehingga mereka membiarkan saja gigi busuk berlubang
bersarang dengan nyaman di mulutnya. Gigi yang berlubang bila tidak
dirawat biasanya lama2 akan bertambah besar dan membusuk, seperti
hal-nya karang gigi, kondisi ini menjadi sarang penyamun
bakteri, nah si bakteri inilah biang kerok penyebab
infeksi. Bakteri yang berada pada lubang
gigi akan merusak jaringan sehingga terbentuk pus atau nanah,
selanjutnya pus menyebar diantara jaringan dan menyebakan pembengkakan
di daerah kepala dan leher… uppss bahkan bakteri dan toksinnya bisa
beredar secara sistemik ke seluruh tubuh di dalam pembuluh darah.
Keadaan ini bahkan dapat menyebakan kematian akibat sepsis atau
bakterimia.
Sebelumnya pernah cerita tentang karang gigi yang
bisa menjadi penyebab infeksi pada rongga mulut yang
bersifat khronis (lambat perjalanan penyakitnya) maupun acute
(cepat perjalanan penyakitnya). Infeksi khronis gejalanya berupa rasa
tidak enak dan sakit pada pengunyahan,
menimbulkan bau mulut.
Sedang tanda-tanda infeksi acute ini seperti terlihat
pada foto pasien-ku diatas, ketika datang ke tempat praktek-ku beberapa
tahun lalu, dalam keadaan pucat, suhu tubuhnya meningkat,
terlihat pembengkakan pada daerah infeksi, kelemahan, sakit menelan,
kemerahan dan tidak dapat membuka mulut.
Perawatan infeksi memerlukan tindakan yang cepat dan
tepat, tindakan pengelolaan yang harus di lakukan adalah sebagai
berikut ( ehhmm…”mode serius” “on”):
1. Menghilangkan/mereduksi kuman penyebab infeksi dengan cara pemberian antibiotik yang adekuat, diperlukan walaupun belum ada hasil mikrobiologi mengingat sepsis merupakan infeksi dengan resiko bahaya kematian bagi penderita yang cukup tinggi.
1. Menghilangkan/mereduksi kuman penyebab infeksi dengan cara pemberian antibiotik yang adekuat, diperlukan walaupun belum ada hasil mikrobiologi mengingat sepsis merupakan infeksi dengan resiko bahaya kematian bagi penderita yang cukup tinggi.
2. Melakukan drainase eksudat, eksisi jaringan
nekrosis, pengeluaran benda asing dan tindakan bedah lainnya untuk
menghilangkan sumber infeksi .
3. Mengembalikan perubahan hemodinamik yang terjadi
dan mengembalikan agar perfusi jaringan berlangsung baik, dengan cara
pemberian cairan, pemberian cairan ini berdasarkan pada perubahan
fisiologis yang terjadi pada penderita dehidrasi akibat diare, yaitu :
10 – 20 ml/kg BB dalam 20 menit.
4. Mempertahankan dan memulihkan fungsi organ tubuh
yang terganggu :
- Memperbaiki jalan nafas : oksigenasi cukup, jalan nafas harus baik (bebas obstruksi).
- Pemberian cairan yang adekuat : guna mempertahankan volume darah , hal ini diperlukan untuk mengembalikan fungsi homeostasis.
- Perawatan intensif, memperbaiki Keadaan Umum dan intake makanan serta perawatan pasca bedah yang baik.
- Evaluasi pasca bedah untuk mengetahui sumber infeksi lain yang tidak terdrainase jika dipandang memerlukan pembedahan kedua.
- Memperbaiki jalan nafas : oksigenasi cukup, jalan nafas harus baik (bebas obstruksi).
- Pemberian cairan yang adekuat : guna mempertahankan volume darah , hal ini diperlukan untuk mengembalikan fungsi homeostasis.
- Perawatan intensif, memperbaiki Keadaan Umum dan intake makanan serta perawatan pasca bedah yang baik.
- Evaluasi pasca bedah untuk mengetahui sumber infeksi lain yang tidak terdrainase jika dipandang memerlukan pembedahan kedua.
Wiiii…serem amat, pada ga mau khan tak edel2 or
tak sobek-sobek pipinya untuk ngeluarin pus/nanahnya? Jadi lebih baik
mencegah aja deh…klo begitu, ayo mangaap….periksa kalau ada gigi yang
berlubang segera kunjungi dokter gigi minta di tambal. Kalau yg sudah
tidak bisa di tambal Ya lebih baik dicabut, daripada jadi bomb waktu….
duooowwrr… mak jegluurr….
Tapi setelah mengalami ini semua,
Alhamdulillah pasienku bisa kembali tersenyum…seperti terlihat di foto
kedua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar