Sabtu, 19 Januari 2013

Psikologi dan Dunia Kesehatan

Psikologi dan Dunia Kesehatan

Teman-teman yang pernah baca post saya ini mungkin belum tahu memangnya apa yang bisa dilakukan oleh seorang psikolog dalam dunia kesehatan. Tulisan kali ini mencoba untuk memberi gambaran untuk pembaca mengenai cabang ilmu psikologi kesehatan
Topik yang menjadi fokus dalam psikologi kesehatan
Selama ini kita terbiasa untuk menghubungkan perawatan kesehatan dengan dokter. Bila kita sedang sakit atau membutuhkan saran mengenai cara menjaga kesehatan, kita umumnya akan pergi ke dokter. Ternyata, selain dokter masih ada praktisi atau ahli dengan latar belakang bidang ilmu lain yang juga berperan penting dalam membantu kita merawat kesehatan agar tetap optimal. Praktisi kesehatan tersebut antara lain seperti perawat, ahli gizi, apoteker, dan tidak ketinggalan pula ahli dengan latar belakang bidang ilmu psikologi. Tidak percaya? Pernah dengar mengenai cabang ilmu psikologi kesehatan?
Pada artikel “Hati-hati Dengan Ahli Psikologi. Apakah Dia yang Kamu Butuhkan?” yang terbit pada 4 Mei 2012 lalu sempat dijelaskan dengan singkat mengenai cabang ilmu psikologi yang satu ini. Cabang ilmu psikologi kesehatan mempelajari tentang cara menjaga kesehatan dan proses yang terjadi saat individu menghadapi kondisi kesehatan tertentu. Bagaimana sebetulnya peran praktisi psikologi kesehatan dalam bekerjasama dengan praktisi kesehatan dari bidang ilmu lain?
Fokus pekerjaan praktisi psikologi kesehatan saling beririsan dengan bidang ilmu kesehatan yang lain, misalnya saja dengan ilmu kedokteran, ilmu kesehatan masyarakat, juga ilmu keperawatan dan farmasi. Sejauh ini, pendekatan medis dengan dasar biologis memang telah menunjukkan manfaat yang sangat besar dalam dunia kesehatan manusia, misalnya berhasil menaklukkan penyakit endemik (cth: polio, TBC, malaria) atau mengembangkan antibiotik maupun vaksin-vaksin pencegah penyakit. Meskipun demikian, para praktisi kesehatan tidak dapat mengenyampingkan fakta bahwa di luar kecanggihan alat-alat kedokteran maupun perkembangan obat-obatan dan metode penanganan penyakit terbaru, faktor individu atau ke-khas-an dari “person” yang mengalami segala proses yang menyangkut perubahan status kesehatan mereka adalah penentu utama dari efektifnya penerapan metode maupun alat-alat canggih tersebut dalam meningkatkan kesehatan maupun kesejahteraan hidup manusia itu sendiri.
Bila kita perhatikan lebih lanjut sekitar kita, mungkin kita pernah bertanya-tanya mengapa terkadang terdapat dua orang dengan akses yang sama ke layanan kesehatan, namun salah satu diantaranya lebih sering jatuh sakit dibandingkan lainnya. Perbedaan diantara keduanya bisa saja terkait dengan riwayat kesehatan maupun faktor biomedis lain. Meskipun demikian, ternyata terdapat pula faktor-faktor psikologis yang seringkali luput dari perhatian kita. Faktor-faktor psikologis yang berhubungan dengan status kesehatan individu tersebut yang biasanya menjadi fokus dari para praktisi psikologi kesehatan. Beberapa faktor yang berhubungan erat dengan kondisi kesehatan antara lain seperti kecenderungan individu untuk memiliki gaya hidup tertentu (lifestyle) maupun memiliki kepribadian tertentu.
Praktisi psikologi kesehatan menaruh perhatian pada bagaimana gaya hidup tertentu dapat menjadi faktor risiko (risk factor) kemunculan suatu penyakit. Faktor risiko adalah karakteristik atau kondisi tertentu yang berhubungan dengan kemunculan suatu penyakit, namun belum tentu berperan sebagai penyebab langsung dari kemunculan penyakit tersebut. Meskipun faktor risiko bisa saja merupakan keadaan yang sifatnya genetis maupun biologis, gaya hidup bisa menjadi faktor psikologis (dan sosial) yang juga menjadi salah satu diantaranya. Sebagai contoh, perokok berat dan jarang berolahraga seringkali dihubungkan dengan sejumlah penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, dan stroke. Para praktisi psikologi kesehatan akan mencoba mencari tahu mengapa individu cenderung memilih untuk melakukan gaya hidup tertentu yang nantinya bisa mempengaruhi status kesehatan mereka dibandingkan gaya hidup lain.
Selain gaya hidup, penelitian-penelitian dalam psikologi kesehatan juga telah berhasil menunjukkan bahwa tipe kepribadian tertentu berhuungan dengan kondisi kesehatan individu. Sebagai contoh, tipe kepribadian yang mencakup kecemasan yang tinggi, depresi, kemarahan dan kekerasan, atau pesimisme umumnya menjadi faktor risiko yang sering dihubungkan dengan penyakit jantung. Emosi-emosi yang muncul saat individu mengalami stres juga dapat menjadi faktor risiko yang berhubungan dengan kondisi kesehatan mereka serta sejauh mana mereka berhasil pulih dari suatu penyakit. Hubungan antara kepribadian individu dan kondisi kesehatannya bukanlah hubungan sebab-akibat satu arah. Kondisi kesehatan individu juga dapat berpengaruh terhadap kepribadiannya, dimana individu yang mengalami penyakit bisa saja mengalami emosi negatif yang jika terus menerus terjadi tanpa penanganan bisa saja mengubah kepribadian individu tersebut, menjadi lebih pesimis atau justru menjadi seseorang yang lebih tangguh. Oleh sebab itu, peran praktisi psikologi kesehatan di sini sangat penting untuk membantu individu melakukan penyesuaian diri terhadap status kesehatannya berdasarkan cara yang paling efektif bila dilihat dari tipe kepribadiannya, misalnya saat membantu penyesuaian diri pasien stroke dan keluarga yang merawatnya.
Hal lain yang juga menjadi fokus para praktisi psikologi kesehatan adalah gejala-gejala penyakit medis yang muncul karena kondisi psikologis seseorang, atau umumnya dikenal dengan istilah ‘psikosomatis’. Kondisi seperti ini bisa dialami oleh siapa saja, seperti saat kita merasa sakit perut yang tidak kunjung selesai walau tidak ditemukan adanya gangguan dalam fungsi pencernaan atau fungsi organ biologis lain. Ternyata setelah diamati lebih lanjut, saat itu kita sedang merasa sangat cemas akan suatu perubahan besar dalam hidup, misalnya seperti pernikahan, baru saja mengalami kehilangan, promosi jabatan dan sebagainya yang tanpa kita sadari dapat memunculkan gejala penyakit. Apabila sudah menjadi suatu bentuk gangguan, dalam DSM-IV TR (Diagnostic and Statistical Manual) kondisi ini dikelompokkan sebagai gangguan Somatoform.
Salah satu perspektif yang populer dalam psikologi kesehatan adalah biopsikologi, yang mengemukakan bahwa kesehatan atau kesejahteraan fisik individu saling berhubungan erat dengan kesejahteraan mentalnya. Berdasarkan hal tersebut, salah satu pelopor dalam Psikologi Kesehatan, Matarazzo, menggambarkan fungsi Psikologi Kesehatan sebagai kontribusi dari disiplin ilmu psikologi yang didasarkan pada pendekatan ilmiah dan profesional terhadap hal-hal berikut:
1)  Promosi gaya hidup sehat (health promotion), praktisi psikologi kesehatan dapat membantu merancang program promosi maupun edukasi kesehatan yang sesuai bagi masyarakat, baik bagi para siswa maupun orang dewasa. Misalnya seperti kampanye anti rokok, atau kampanye pencegahan HIV Aids dengan menggunakan kondom bekerja sama dengan praktisi kesehatan dari bidang ilmu lain maupun pihak institusi seperti sekolah dan sebagainya. Bahkan praktisi yang bergerak di bidang psikologi kesehatan ini bisa membantu kita untuk menyusun pola hidup sehat yang mencakup diet dan membantu mengubah pola pikir kita soal diet tersebut. Tentunya  bekerja sama dengan praktisi kesehatan lain seperti ahli gizi.
2)   Pencegahan dan perawatan terhadap penyakit, praktisi psikologi kesehatan dapat membantu menyusun program-program pencegahan maupun perawatan terhadap penyakit melalui pendekatan psikologis. Contohnya seperti memperkenalkan metode relaksasi dan pemecahan masalah untuk membantu pasien darah tinggi agar tidak terlalu tegang dalam menghadapi stres sehari-hari, membantu proses penyesuaian dan rehabilitasi bagi pasien stroke seperti menentukan kegiatan yang dapat dilakukan, bagaimana mengatur pola makan, membantu pasien dan keluarga untuk menyalurkan emosi negatif mereka, dan sebagainya
3)  Identifikasi penyebab kemunculan penyakit dan diagnosis kondisi kesehatan individu/disfungsi lain, praktisi psikologi kesehatan dapat membantu praktisi kesehatan lain untuk menentukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemunculan suatu penyakit dari sisi psikologis, seperti kepribadian pasien, gaya hidup, dan sebagainya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Praktisi psikologi kesehatan juga dapat membantu sejauh mana individu sesuai dengan metode perawatan tertentu
4)      Analisis dan peningkatan terhadap sistem perawatan kesehatan dan penyusunan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan industri kesehatan (health-policy), praktisi psikologi kesehatan dapat membantu untuk menganalisis sejauh mana fasilitas perawatan kesehatan yang ada, seperti rumah sakit, puskesmas, anggota praktisi kesehatan, biaya perawatan, maupun sistem perawatan kesehatan yang ada dapat berfungsi secara optimal bagi proses perawatan kesehatan masyarakat. Dalam hal ini, praktisi psikologi kesehatan membantu memberikan rekomendasi bagi pembuat kebijakan, memberikan pelatihan-pelatihan terkait kondisi psikologis individu terhadap praktisi kesehatan maupun kader puskesmas, dan sebagainya.
Setelah membaca artikel ini, sepakat bukan bahwa tidak hanya dokter saja yang bisa membantu kita dalam menangani masalah kesehatan? Sayangnya, di Indonesia sendiri belum terlalu banyak psikolog yang berkecimpung di bidang psikologi kesehatan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar