Stroke adalah keadaan di mana sel-sel otak mengalami kerusakan karena tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Sel-sel otak harus selalu mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup agar tetap hidup dan dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Oksigen dan nutrisi ini dibawa oleh darah yang mengalir di dalam pembuluh-pembuluh darah yang menuju sel-sel otak. Apabila karena sesuatu hal aliran darah atau aliran pasokan oksigen dan nutrisi ini terhambat selama beberapa menit saja, maka dapat terjadi stroke. Penghambatan aliran oksigen ke sel-sel otak selama 3 atau 4 menit saja sudah mulai menyebabkan kerusakan sel-sel otak. Makin lama penghambatan ini terjadi, efeknya akan makin parah dan makin sukar dipulihkan. Sehingga tindakan yang cepat dalam mengantisipasi dan mengatasi serangan stroke sangat menentukan kesembuhan dan pemulihan kesehatan penderita stroke.
Stroke ada dua macam. Jenis yang pertama disebut ischemic stroke,
merupakan jenis stroke yang lebih banyak terjadi. Ischemic stroke
terjadi jika aliran darah ke otak terhambat atau tersumbat.
Aterosklerosis, yaitu keadaan di mana terjadi pengkakuan dan penyempitan
pembuluh darah karena bertumpuknya zat-zat lemak di dinding pembuluh
darah, merupakan salah satu penyebab utama ischemic stroke. Penyempitan
pembuluh darah menuju sel-sel otak menyebabkan aliran darah dan pasokan
nutrisi ke otak akan berkurang. Selain itu, endapan zat-zat lemak
tersebut dapat terlepas dalam bentuk gumpalan-gumpalan kecil yang suatu
saat dapat menyumbat aliran darah ke otak, sehingga sel-sel otak
kekurangan oksigen dan nutrisi.
Jenis yang kedua disebut haemorrhagic stroke, yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga terjadi perdarahan di otak. Haemorrhagic stroke umumnya terjadi karena tekanan darah yang terlalu tinggi. Hampir 70 persen kasus haemorrhagic stroke terjadi pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi). Hipertensi menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding pembuluh darah, sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan pembuluh darah rentan pecah. Namun demikian, hemorrhagic stroke juga dapat terjadi pada bukan penderita hipertensi. Pada kasus seperti ini biasanya pembuluh darah pecah karena lonjakan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan atau faktor emosional.
Pecahnya pembuluh darah di suatu tempat di otak dapat menyebabkan sel-sel otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang dibawa melalui pembuluh darah tersebut menjadi kekurangan nutrisi dan akhirnya mati. Darah yang tersembur dari pembuluh darah yang pecah tersebut juga dapat merusak sel-sel otak yang berada di sekitarnya. Walaupun terjadi lebih jarang dari ischemic stroke, hanya 20 persen dari kasus stroke yang terjadi, namun haemorrhagic stroke lebih serius tingkat bahayanya dibandingkan ischemic stroke.
Apakah stroke dapat disebabkan faktor keturunan? Para ahli kesehatan meyakini, ada hubungan antara risiko stroke dengan faktor keturunan, walaupun tidak secara langsung. Pada keluarga yang banyak anggotanya menderita stroke, kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan stroke harus lebih ditingkatkan. Namun demikian stroke bukan merupakan penyakit keturunan. Banyaknya kasus stroke dalam keluarga Anda mungkin lebih disebabkan faktor pola makan, gaya hidup, dan watak yang hampir sama. Makanan bersantan asal tidak berlebihan sebetulnya tidak berbahaya. Namun jika setiap hari mengonsumsi makanan berlemak, terutama lemak hewani dalam jumlah berlebihan, apalagi kurang makan sayur dan buah-buahan segar, tentu akan meningkatkan risiko stroke. Cepat marah, panik, dan stres, apalagi perokok, kurang olah raga, berat badan berlebih dan kurang tidur akan melipat gandakan kemungkinan Anda terkena stroke.
Apa yang harus dilakukan untuk menghindari stroke? Dari apa yang diuraikan tadi, dapat dipahami bahwa hipertensi (tekanan darah tinggi) dan aterosklerosis (penyumbatan/pengkakuan pembuluh darah karena tertimbunnya zat-zat lemak termasuk kolesterol di dinding pembuluh darah) merupakan dua faktor utama yang dapat menyebabkan stroke. Oleh sebab itu semua faktor yang dapat memperbesar risiko Anda menderita hipertensi dan/atau aterosklerosis harus dihindari untuk mencegah atau menghindari terjadinya stroke.
Makanan yang berlemak, kurang olah raga, obesitas (kegemukan), merokok, dan stres merupakan hal-hal yang dapat meningkatkan risiko stroke. Oleh sebab itu perbanyaklah makan sayur, buah-buahan segar, dan makanan yang berserat. Olah raga yang dilakukan secara teratur, misalnya lari pagi dan berenang, akan mengurangi risiko terkena stroke. Jaga berat badan Anda agar berkisar di sekitar berat badan ideal. Jika Anda perokok atau minum alkohol, segera hentikan kebiasaan buruk itu. Merokok atau minum alkohol akan meningkatkan risiko stroke sampai 200 persen. Bekerja dan menikmati hidup dengan santai juga sangat penting untuk menghindari stroke. Stres akan meningkatkan kadar radikal bebas di dalam tubuh Anda, yang dapat merusak berbagai jaringan dan organ-organ tubuh yang vital.
Jika Anda merasa pola makan, olahraga dan gaya hidup Anda kurang ideal, apa lagi jika Anda menderita obesitas (kegemukan), hipertensi, aterosklerosis dan/atau kadar kolesterol tinggi, Anda dapat mengonsumsi suplemen makanan yang mengandung antioksidan. Zat-zat antioksidan dapat mengurangi kadar radikal bebas di dalam tubuh, sehingga dapat mengurangi risiko terkena stroke. Saat ini sangat banyak dijual suplemen makanan yang mengandung antioksidan, pilihlah yang terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan direkomendasikan oleh dokter atau apoteker.
Meski begitu, perlu juga Anda ketahui bahwa sebenarnya zat-zat antioksidan ini banyak terdapat dalam makanan sehari-hari, misalnya dalam sayur dan buah-buahan segar. Jika Anda selalu makan makanan sehat dengan pola berimbang kemungkinan besar kebutuhan antioksidan Anda suduh terpenuhi. Namun tidak ada salahnya juga Anda mengonsumsi suplemen antioksidan asal tidak berlebihan. Akan tetapi harus Anda pahami bahwa konsumsi suplemen antioksidan ini tidak akan cukup bermanfaat mencegah stroke jika Anda tidak berupaya menjaga pola makan, olahraga dan gaya hidup sehat sebagaimana yang tadi diuraikan.
Jenis yang kedua disebut haemorrhagic stroke, yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga terjadi perdarahan di otak. Haemorrhagic stroke umumnya terjadi karena tekanan darah yang terlalu tinggi. Hampir 70 persen kasus haemorrhagic stroke terjadi pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi). Hipertensi menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding pembuluh darah, sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan pembuluh darah rentan pecah. Namun demikian, hemorrhagic stroke juga dapat terjadi pada bukan penderita hipertensi. Pada kasus seperti ini biasanya pembuluh darah pecah karena lonjakan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan atau faktor emosional.
Pecahnya pembuluh darah di suatu tempat di otak dapat menyebabkan sel-sel otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang dibawa melalui pembuluh darah tersebut menjadi kekurangan nutrisi dan akhirnya mati. Darah yang tersembur dari pembuluh darah yang pecah tersebut juga dapat merusak sel-sel otak yang berada di sekitarnya. Walaupun terjadi lebih jarang dari ischemic stroke, hanya 20 persen dari kasus stroke yang terjadi, namun haemorrhagic stroke lebih serius tingkat bahayanya dibandingkan ischemic stroke.
Apakah stroke dapat disebabkan faktor keturunan? Para ahli kesehatan meyakini, ada hubungan antara risiko stroke dengan faktor keturunan, walaupun tidak secara langsung. Pada keluarga yang banyak anggotanya menderita stroke, kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan stroke harus lebih ditingkatkan. Namun demikian stroke bukan merupakan penyakit keturunan. Banyaknya kasus stroke dalam keluarga Anda mungkin lebih disebabkan faktor pola makan, gaya hidup, dan watak yang hampir sama. Makanan bersantan asal tidak berlebihan sebetulnya tidak berbahaya. Namun jika setiap hari mengonsumsi makanan berlemak, terutama lemak hewani dalam jumlah berlebihan, apalagi kurang makan sayur dan buah-buahan segar, tentu akan meningkatkan risiko stroke. Cepat marah, panik, dan stres, apalagi perokok, kurang olah raga, berat badan berlebih dan kurang tidur akan melipat gandakan kemungkinan Anda terkena stroke.
Apa yang harus dilakukan untuk menghindari stroke? Dari apa yang diuraikan tadi, dapat dipahami bahwa hipertensi (tekanan darah tinggi) dan aterosklerosis (penyumbatan/pengkakuan pembuluh darah karena tertimbunnya zat-zat lemak termasuk kolesterol di dinding pembuluh darah) merupakan dua faktor utama yang dapat menyebabkan stroke. Oleh sebab itu semua faktor yang dapat memperbesar risiko Anda menderita hipertensi dan/atau aterosklerosis harus dihindari untuk mencegah atau menghindari terjadinya stroke.
Makanan yang berlemak, kurang olah raga, obesitas (kegemukan), merokok, dan stres merupakan hal-hal yang dapat meningkatkan risiko stroke. Oleh sebab itu perbanyaklah makan sayur, buah-buahan segar, dan makanan yang berserat. Olah raga yang dilakukan secara teratur, misalnya lari pagi dan berenang, akan mengurangi risiko terkena stroke. Jaga berat badan Anda agar berkisar di sekitar berat badan ideal. Jika Anda perokok atau minum alkohol, segera hentikan kebiasaan buruk itu. Merokok atau minum alkohol akan meningkatkan risiko stroke sampai 200 persen. Bekerja dan menikmati hidup dengan santai juga sangat penting untuk menghindari stroke. Stres akan meningkatkan kadar radikal bebas di dalam tubuh Anda, yang dapat merusak berbagai jaringan dan organ-organ tubuh yang vital.
Jika Anda merasa pola makan, olahraga dan gaya hidup Anda kurang ideal, apa lagi jika Anda menderita obesitas (kegemukan), hipertensi, aterosklerosis dan/atau kadar kolesterol tinggi, Anda dapat mengonsumsi suplemen makanan yang mengandung antioksidan. Zat-zat antioksidan dapat mengurangi kadar radikal bebas di dalam tubuh, sehingga dapat mengurangi risiko terkena stroke. Saat ini sangat banyak dijual suplemen makanan yang mengandung antioksidan, pilihlah yang terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan direkomendasikan oleh dokter atau apoteker.
Meski begitu, perlu juga Anda ketahui bahwa sebenarnya zat-zat antioksidan ini banyak terdapat dalam makanan sehari-hari, misalnya dalam sayur dan buah-buahan segar. Jika Anda selalu makan makanan sehat dengan pola berimbang kemungkinan besar kebutuhan antioksidan Anda suduh terpenuhi. Namun tidak ada salahnya juga Anda mengonsumsi suplemen antioksidan asal tidak berlebihan. Akan tetapi harus Anda pahami bahwa konsumsi suplemen antioksidan ini tidak akan cukup bermanfaat mencegah stroke jika Anda tidak berupaya menjaga pola makan, olahraga dan gaya hidup sehat sebagaimana yang tadi diuraikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar