Makanan Berlemak Juga Dapat Menyebabkan Depresi
Selain meningkatkan resiko diabetes, stroke dan tekanan darah tinggi
sekarang kita mempunyai lebih banyak alasan untuk menghindari makanan
tinggi lemak. Tidak hanya tubuh kita yang terpengaruh oleh makanan
berlemak tetapi pikiran kita juga menjadi lebih tidak sehat.
Sebuah penelitian yang dimuat dalam timesofindia dan
dipublikasikan dalam International Journal of Obesity, menemukan makanan
tinggi lemak memang enak tetapi ini justru memiliki kualitas adiktif
dimana orang bisa kecanduan yang mengarah pada keadaan depresi.
Makanan yang mengandung sejumlah lemak jenuh yang tinggi seperti
hamburger, es krim, mentega dan keju telah terbukti menyebabkan proses
peradangan di seluruh tubuh tidak terkecuali otak.
Peradangan yang terjadi dapat mengarah pada suasana hati yang negatif.
protein dalam otak akan dirubah oleh asam lemak dalam makanan yang
mengakibatkan perubahan emosional. Pada akhirnya hal ini akan
mempengaruhi kestabilan emosi dan akhirnya bisa menderita serangan
depresi dan kecemasan.
Dr Stephanie Fulton, yang menulis laporan studi ini mengatakan, "Dalam
jangka pendek, diet makanan tinggi lemak memang menyenangkan, tetapi
dalam jangka panjang, dan dengan meningkatnya adipositas (massa lemak)
itu memiliki efek negatif pada suasana hati. Kita tahu diet yang
merupakan kontributor besar terhadap epidemi obesitas di seluruh dunia. "
Studi lain yang dimuat di chinapost juga senada dengan penelitian
diatas. Penulis buku wide-reaching study dari Universitas Navarra dan
Las Palmas de Gran Canaria, menelusuri dan menganalisis diet dan gaya
hidup lebih dari 12.000 orang relawan selama enam tahun.
Ketika studi dimulai tidak ada dari relawan tersebut yang menderita
depresi tetapi pada akhir studi ada 657 orang dari relawan yang
terdiagnosis depresi.
"Partisipan dengan peningkatan konsumsi lemak trans (lemak yang
ditemukan dalam industri kue dan fast food) diketahui mengalami
peningkatan resiko depresi hingga 48 persen dibandingkan dengan
partisipan yang tidak mengkonsumsi lemak tersebut" kata kepala penulis
penelitian.
Almudena Sanchez-Villegas, profesor kedokteran pencegahan di University
of Las Palmas de Gran Canaria, juga mencatat bahwa dalam hal "saat lebih
banyak lemak trans yang dikonsumsi, semakin besar efek berbahaya yang
ditimbulkan."
Laporan tersebut menunjukkan bahwa saat ini jumlah penderita depresi di
dunia adalah sekitar 150 juta orang, dan telah meningkat dalam beberapa
tahun terakhir.
Menurut penulis kenaikan ini disebabkan, "perubahan radikal dalam
mengkonsumsi sumber lemak yang dikonsumsi dalam diet Barat, di mana kita
telah menggantikan beberapa jenis lemak yang bermanfaat - lemak tak
jenuh ganda dan lemak tak jenuh tunggal dalam kacang-kacangan, minyak
sayur dan ikan - digantikan dengan lemak jenuh dan lemak trans -lemak
yang ditemukan dalam daging, mentega dan produk lainnya seperti kue-kue
yang diproduksi secara masal dan makanan cepat saji. "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar