Meningkatnya Virus HIV/AIDS pada Ibu Rumah Tangga
Ibu rumah tangga merupakan salah satu korban penderita HIV/AIDS yang jumlahnya lebih tinggi dibanding para pekerja seks komersial.
Saat ini masyarakat cenderung menganggap bahwa HIV/AIDS hanya dialami oleh Pekerja Seks Komersial (PSK). Padahal, justru jumlah ibu rumah tangga yang terkena HIV/AIDS jumlahnya lebih besar dibandingkan PSK.Berdasarkan data dari Menteri Kesehatan sejak tahun 1987 hingga 2012, sudah terdapat 3.733 kasus ibu rumah tangga yang terinfeksi pasangan tetapnya. Banyaknya ibu rumah tangga yang terinfeksi virus HIV/AIDS menempatkan mereka di posisi tertinggi keempat dalam kasus AIDS di Indonesia.
Hal ini dikemukakan oleh Wakil Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Paduka Alam IX dalam seminar “Lindungi Perempuan dan Anak dari HIVdan AIDS”, di Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (20/11). Ia mengatakan, tingginya jumlah penderita HIV/AIDS pada ibu rumah tangga disebabkan karena ketidaktahuan mereka tentang penyakit menular.
“Tak hanya masalah minimnya informasi, perempuan HIV/AIDS masih menjadi pihak yang mendapat diskriminasi dari masyarakat luas,” papar Sri Paduka Alam IX.
Tingginya jumlah penderita ibu rumah tangga akan rentan pada masalah penularannya pada anak. Penularan ini bisa terjadi lewat kehamilan, persalinan, serta menyusui. Melihat kondisi ini, sangat penting melibatkan perempuan dalam rangka pencegahan HIV/AIDS. Keterlibatan ini misalnya bisa dilakukan dengan aktif dan proaktif melakukan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Riswanto menambahkan, di provinsi DIY jumlah penderita HIV/AIDS dari kalangan ibu rumah tangga terus meningkat. Peningkatan ini terlihat sejak tahun 2010 lalu, di mana posisinya dari urutan lima menjadi urutan kedua setelah profesi wiraswasta. Berdasarkan data dari KPA DIY, pada tahun 2011 jumlah penderita ibu rumah tangga adalah 185 orang dan pada 2012 menjadi 198 orang.
“Penyebab terjangkitnya ibu rumah tangga adalah para suami yang melakukan seks bebas. Hal ini seringkali tidak diketahui mereka sehingga virus HIV/AIDS mudah ditularkan,” kata Riswanto.
Riswanto melanjutkan, peningkatan jumlah penderita dari kaum ibu rumah tangga ini perlu dicegah dengan melakukan sosialisasi aktif kepada kaum ibu. Sosialisasi ini untuk di Provinsi DIY dilakukan dengan membentuk kader – kader dari perkumpulan ibu-ibu. Tujuan pembentukan kader adalah memberikan edukasi bagi kaum perempuan serta mencegah korban berlebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar